sofold.com – Sebuah video yang menunjukkan kegagalan atraksi ketahanan tubuh yang dilakukan sejumlah santri beredar di Facebook.
Seperti video yang diunggah ke grup INFO WONG SOLO oleh akun Facebook Eva Chanel Indigo pada 4 Mei 2018.
Video itu menunjukkan kegagalan atraksi yang dilakukan oleh santri di acara wisuda sekolah mereka.
Parahnya, hal ini mengakibatkan seorang santri meninggal dunia.
Atraksi itu ingin menunjukkan ketahanan tubuh para santri saat dilindas oleh mobil pick up.
Atraksi berujung tragis (Facebook)
Sebagaimana dijelaskan oleh Eva Chanel Indigo berikut ini:
“”ATRAKSI PERPISAHAN SEKOLAH YG GAGAL””
Momen perpisahan kelas IX yang digelar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Kholil di Jalan Limunjan, RT 21, Kelurahan Sambaliung pada Kamis (3/5) pagi, berujung maut.
Pasalnya, acara yang dibalut dengan atraksi bela diri dari Pagar Nusa itu, mengakibatkan salah satu satu santri berinisial RA (16) meninggal dunia.
Kasat Reskrim Polres Berau AKP Andika Dharma Sena, membenarkan kejadian yang menelan korban jiwa itu.
“Benar ada yang meninggal dan saat ini kami masih melakukan pendalaman,” katanya saat diwawancara Berau Post, Kamis (3/5).
Kronologis yang diterima dari jajarannya, atraksi yang dilakukan RA bersama lima rekan santri lainnya, mengharuskan mereka dilindas sepeda motor dan mobil pikap jenis L300.
Pada atraksi pertama, dilindas sepeda motor, enam santri itu berhasil melaluinya dengan selamat. Namun, pada atraksi selanjutnya yakni dilindas menggunakan pikap, RA dan santri lainnya berinisial JO, dibuat tak sadarkan diri. Sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai.
“Setelah sampai di rumah sakit, RA telah dinyatakan meninggal dunia. Sementara JO langsung mendapat perawatan insentif di rumah sakit,” ucapnya.
Untuk mendalami kasus tersebut, pihak kepolisian telah memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) dan mengambil keterangan dari pengurus Al-Kholil, ketua panitia wisuda, serta Ketua Pagar Nusa.
Selain itu, dua buah papan dan dua buah batu bata sebagai alat bantu dalam atraksi maut itu, turut disita petugas sebagai barang bukti.
Seorang santri tewas (Facebook)
Sementara itu melansir dari TribunKaltim.co (4/5/2018) Polres Berau saat ini tengah melakukan penyelidikan kasus meninggalnya seorang santri, dalam atraksi yang ditampilkan dalam acara wisuda siswa MTS Al Kholil, di Pondok Pesantren Al Kholil hari Kamis (4/5/2018) kemarin.
Seperti diberitakan sebelumnya, acara wisuda yang dihadiri oleh Bupati Berau, Muharram ini, ada enam santri yang terlibat dalam atraksi, yakni Rangga, Jodi, Khairul, Ambar, Asdar, dan M Nur.
Awalnya mereka tampak baik-baik saja ketika mereka dilindas motor trail.
Namun aksi berlanjut ketika sebuah mobil bak terbuka, melindas tubuh mereka dengan ban depan dan belakang bagian kiri.
Sementara ban bagian kanan tetap berada di tanah.
Laju kendaraan sempat tersendat ketika melindas 2 orang pertama.
Setelah mobil selesai melewati tubuh mereka, empat orang lainnya langsung berdiri. Sementara Rangga dan Jodi terlihat tak sadarkan diri.
Keduanya dilarikan ke RSUD Abdul Rivai untuk mendapat perawatan. Sayangnya, nyawa Rangga tak terselamatkan.
Kapolres Berau, AKBP Pramuja Sigit, melalui Kasatreskrim, AKP Andhika Dharma Sena mengatakan, sejauh ini pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari enam orang saksi.
Atraksi ini berujung pada perstiwa tragis, setelah salah satu peserta aksi meninggal dunia.
“Saksi-saksi dari kelompok bela diri dan pengelola pesantren. Kami mengajukan pertanyaan, kegiatanya seperti apa, prosedurnya bagaimana? Itu yang sedang kami dalami,” ujarnya, Jumat (4/5/2018).
Ditanya apakah ada unsur kelalaian dalam peristiwa yang memakan korban jiwa ini, dirinya mengatakan, kasus ini masih dalam penyidikan sehingga belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut.
“Kami akan melakukan gelar perkara. Saya sempat meninjau TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan ke rumah sakit. Informasi yang saya dapat, korban dalam kondisi pingsan saat dibawa ke rumah sakit, kemudian meninggal. Jadi meninggalnya di rumah sakit,” tandasnya.
Selain memeriksa sejumlah saksi, Polres Berau juga mengumpulkan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman video salah satu stasiun televisi lokal yang merekam aksi tersebut.
Informasi yang beredar menyebutkan, beberapa peserta aksi belum pernah melakukan latihan sebelumnya, sehingga mereka pun tidak kuat menahan beban kendaraan yang melindasnya.
“Kami akan dalami, penyidik masih melakukan penyidikan,” katanya lagi.
Sementara, Ketua Panitia Perpisahan Santri Al Kholil, Rohim mengaku tidak mengetahui peristiwa yang menewaskan seorang pesertanya.
“Saya tidak tahu, karena tidak ada di lokasi. Saya sedang berada di dalam rumah karena ada tamu dari Bulungan,” ujarnya singkat.
Banyak pihak yang menyayangkan peristiwa yang menewaskan Rangga ini.
Menurut Amir, warga Kecamatan Sambaliung yang hadir dalam kegiatan itu, atraksi itu terbilang nyeleneh.
“Karena itu acara lulusan pelajar MTS (setingkat SMP), masa menampilkan acara begitu,” ujar Amir.
Menurut Amir Saat atraksi berlangsung memang cukup menegangkan sehingga mayoritas para remaja dan wanita memilih menutup mata karena merasa ngeri melihat aksi itu.
“Saya saja ngeri, apalagi waktu dua orang itu tidak bangun. Orang-orang langsung berlarian mendekat, ternyata benar, ada yang celaka,” tandasnya.